Assalamualaikum kawan – kawan pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang tanaman anting – antin, anting – anting dalam bahasa latin adalah
( Acalypha indica L.) Masuk dalam Suku: Euphorbiaceae Nama Sinonim Acalypha australis L.
Nama daerah Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, anting-anting, rumput kokosongan (Sunda) , rumput bolong-bolong (jawa). c. Nama asing Tie xian cai (C) , Copperleaf Herb (I). d. Nama simplisia Herba Acalyphae (herba anting-anting).
A. Uraian Tanaman anting – anting
Anting-anting merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng gunung.
Anting-anting merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng gunung.
Herba semusim, tegak, tinggi 30–50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, bentuk kecil dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, berwarna hitam. Biji bulat panjang berwarna cokelat. Akar tunggang berwarna putih kotor. Anting-anting dapat diperbanyak dengan biji.
B. Sifat dan Khasiat tanaman anting – anting
Rasa pahit, sifatnya sejuk, astrigen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis).
C. Kandungan Kimia tanaman anting – anting
Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. Batang mengandung flavonoid dan daun mengandung minyak asiri.
Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. Batang mengandung flavonoid dan daun mengandung minyak asiri.
D. Bagian yang Digunakan
Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan sebagai obat, baik dalam bentuk segar atau telah dikeringkan.
E. Indikasi
Herba anting-anting digunakan untuk pengobatan : disentri basiler, disentri amuba, diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrisi), gangguan pencernaan makanan (dispepsi), sesak napas (asma), perdarahan, seperti mimisan (epitaksis), muntah darah (hematemeisis); berak darah (melena), kencing darah (hematuria), malaria, dan susah buang air besar (sembelit). Akar digunakan untuk pengobatan: rematik, kencing manis (DM).
F. Cara Pemakaian
- Untuk obat yang diminum : rebus 9 – 15 g herba kering atau 30 – 60 g herba segar. Setelah dingin, saring, dan minum.
- Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti bisul, koreng, luka berdarah, ekzema, radang kulit (dermatitis) , atau gigitan ular.
G. Contoh Pemakaian
- Disentri amuba, disentri basiler, diare, dan penyakit dengan perdarahan : Rebus 30–60 g herba anting-anting kering dengan 3 gelas air sampai tersisa l gelas. Setelah dingin, saring dan bagi 2 (sama banyak). Pengobatan dilakukan 2. kali l / 2 gelas sehari 5–10 hari.
- Disentri basiler Potong-potong 30–60 herba anting-anting kering, 30 g krokot (Portulaca oleracea L.) , dan 30 g gula merah, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus sampai tersisa l gelas. Setelah dingin, saring, dan minum 2 & I kali 1/2 gelas sehari sampai sembuh.
- Luka berdarah, koreng, bisul, radang kulit, gigitan ular : Cuci l herba segar. Tambahkan l sendok teh gula pasir, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit.
- Dermatitis, ekzema, koreng : Potong-potong l herba segar. Rebus dengan 3 gelas air ‘ sampai mendidih (selama 15 menit). Gunakan ramuan untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat.
- Sembelit : Potong 1 Herba Segar ( berikut akarnya ). Rebus dengan 1 gelas air sampai mendidih ( selama 15 menit ). setelah dingin lalu saring kemudian minum sekaligus pada malam hari.
Sumber Artikel : Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia oleh Dr. Setiawan Dalimartha